Kamis, 04 Agustus 2016

Takutku, menyakitimu !

Ini tentang rasa, mungkin lebih tepat rasa yang tak pernah bertuan pada akhirnya. Kamu tepat dihadapanku, tidak jarang aku dan kamu duduk bersama. Kita sering membayangkan dunia bersama. Kita juga sering memperdebatkan hal yang sepele.

Aku masih ingat, terakhir kali kita duduk bersama tapi tak saling menyapa. Iya, itu hal paling ku sesali pada akhirnya. Kamu begitu sederhana, kamu mengajarkanku tentang dunia sementara ini.

Kamu tidak istimewah, tapi bagiku kamu selalu punya arti. Aku mungkin jatuh cinta, tapi ini terlalu mudah jika dikata cinta.


Waktu berjalan, kita masih sering duduk bersama. Tapi semua sudah berbeda.
Maaf, aku terlalu takut.
Aku terlalu takut untuk bersamamu.
Aku terlalu takut terluka bersamamu.
Maaf, aku telah meragukanmu.

Jika kamu bertanya, bagaimana rasaku? Aku menyayangimu, aku begitu mengagumimu. Aku ingin bersamamu.
Tapi, rasa takutku lebih besar dari itu semua.
Kali ini, aku mulai terbiasa. Duduk bersamamu, memandangmu. Tapi bukan tentang kita lagi.

Kamu sakit?
Akupun, mungkin lebih sakit.

Bagaimana bisa, aku begitu mencintaimu tapi tak bisa memilikimu. Bukan karena kamu menolakku, tapi karena ketakutanku.
Aku mundur perlahan, aku menyerah pada keadaan. Dan aku masih egois mengikatmu dengan segala semu.

Kamu yang selalu melepasku dengan senyuman.
Aku tau, kau mengutukku karena kesakitanmu.

Sekali lagi maaf, aku terlalu takut memilikimu.